Wawancara dengan Vandana Shiva
Guido
S Purwanto
Dr. Vandana Shiva |
“The world has enough for everyone's need, but
not enough for everyone's greed,” kata Mahatma Gandhi. Bumi ini mampu mencukupi
kebutuhan setiap orang, tapi tidak bagi yang tamak. Ibu Bumi sudah menyediakan
benih-benih terbaik demi keberlanjutan yang harmonis seluruh makhluk dalam
pangkuannya. Namun, ada sementara orang yang merekayasa benih, kemudian dengan
berbekal selembar sertifikat kemudian memperjualbelikan pada petani, tanpa
mengindahkan etika.
Dr Vandana Shiva, salah satu tokoh yang pantas kita kenali. Ia salah
seorang penerus Mahatma Gandhi dalam bidang pertanian. Bij Satyagraha, atau paham
non-kooperativ dalam bidang perbenihan mengambil nafas perjuangan Gandhi ketika
melawan imperialisme.
Dr Vandana Shiva lahir di Dehradun, India. Seorang fisikawan terkenal, kemudian
dilatih menjadi
pecinta lingkungan. Saat ini ia menjabat sebagai direktur Navdanya (Sembilan Benih), salah satu program dari Yayasan Penelitian Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Ekologi (RFSTE).
Navdanya secara aktif terlibat dalam peremajaan pengetahuan adat dan budaya, dan aktif
berkampanye untuk hak-hak rakyat. Lembaga ini memiliki 52 bank benih di seluruh India, dan lahan pertanian organik tersebar di area seluas delapan hektar di Uttarakhand,
India utara. Dr Shiva telah menulis 57
penerbitan, di antaranya: Earth Demokrasi: Keadilan, Perdamaian dan
Keberlanjutan (2005), dan Manifesto tentang Masa Depan Pangan dan Benih (2007).
Berikut, petikan wawancara Vandhana Shiva dengan sebuah penerbitan di
India.