APA ITU CREDIT UNION?

Oleh

Francis Wahono

SEMAI (Social Ecolonomics & Management Institute)

Yayasan Cindelaras Paritrana, Indonesia

1.1.        Apa itu Credit Union?

Ada beberapa definisi mengenai Credit Union. Tiga diantaranya kita tampilkan di sini.

Credit Union Counselling Office (CUCO) atau, kemudian dikenal sebagai Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I), dan sekarang disebut sebagai Induk Koperasi Kredit (Inkodit), di Jakarta, mendefinisikan Credit Union atau disebut juga Usaha Bersama Simpan Pinjam, sebagai:

 “...sekumpulan orang yang telah bersepakat untuk bersama-sama menabungkan uang mereka. Kemudian uang tersebut dipinjamkan diantara mereka sendiri dengan bunga yang ringan, untuk maksud produktip (membeli alat, perkakas atau membuka warung) dan kesejahteraan (keperluan kesehatan dan pendidikan). Dengan demikian, pinjaman tersebut akan mengutungkan anggota.” (CUCO, 1973: 1).

Oleh World Council of Credit Unions (WOCCU), Credit Union yang diberbagai tempat dapat disebut dengan berbagai nama berbeda,  dirumuskan sebagai:

“...member-owned not-for-profit financial cooperatives that provide savings, credit and other financial services to their members. Credit Union membership is based on a common bond, a linkage shared by savers and borrowers who belong to a specific community, organization, religion or place of employment. Credit Unions pool their members’ savings deposits and shares to finance their own loan portfolios rather than they rely on outside capital. Members benefit from higher returns on savings, lower rates on loans and fewer fees on average.”

[...koperasi jasa keuangan bertujuan tidak untuk mencari untung, kepemilikannya dimiliki anggota, menyelenggarakan tabungan, pinjaman dan pelayanan keuangan lainnya kepada para anggotanya. Keanggotaan Credit Union berdasarkan ikatan kebersamaan kepentingan, sebuah pertalian hubungan antara penabung dan peminjam yang sama-sama menjadi anggota komunitas, organisasi, lembaga keagamaan atau kesatuan tempat kerja tertentu. Dari pada menggantungkan diri pada sumber keuangan dari luar dirinya, Credit Union mengumpulkan simpanan tabungan dan saham para anggotanya untuk akhad kreditnya. Anggota memetik keuntungan (balas jasa) sebagai pemilik Credit Union dari menikmati bunga simpanan yang relatif tinggi daripada bunga pinjaman yang lebih rendah.]

Bertolak dari kedua definisi di atas, penulis mendefinisikan Credit Union sebagai:

Perkumpulan orang-orang yang saling percaya dengan pengambilan keputusan oleh rapat anggota yang berprinsip satu orang satu suara, dengan tujuan bukan memperbesar untung lembaga, namun mengelola keuangannya dengan cara mengumpulkan tabungan bersama untuk dipinjamkan kepada para anggotanya dengan cara-cara profesional dan cerdas yang membawa manfaat dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi-sosialnya, antara lain dengan menyelenggarakan balas jasa simpanan lebih tinggi daripada balas jasa pinjaman, melakukan pelayanan keuangan lainnya bagi anggota, terutama mengadakan penjaminan pinjaman dan simpanan manakala anggota meninggal dunia atau cacat tidak dapat bekerja seumur hidup, dengan sesedikit mungkin beban biaya.

Credit Union berasal dari kata bahasa Latin: Credere = percaya, dan Unio = perkumpulan. Jadi yang utama dalam sebuah Credit Union adalah bukan kumpulan uang tetapi kumpulan orang. Oleh karena itu pendidikan berorganisasi dan berkarakter kebersamaan, solidaritas, kegotong-royongan, keadilan dan kesejahteraan bersama menjadi kunci dari Credit Union. Uang adalah akibat dari perkumpulan yang kuat dan cerdas, bukan sebuah alasan.

Dalam tata pengambilan keputusan Credit Union memakai azas demokrasi a la koperasi Rochdale, Inggris: yakni berapapun uang tabungannya, satu orang hanya berhak mempunyai suara satu.

Karena sifat mandiri dan berdaulat dari Credit Union, maka Credit Union tidak menerima penyertaan modal dari luar. Inilah perbedaan antara Credit Union dan lembaga keuangan mikro (microfinance) pada umumnya. Microfinance dapat menerima penyertaan modal, pun cara pengambilan keputusan kebanyakan mengacu pada lembaga keuangan bank swasta: sejauh dan sebesar sahamnya. Contoh dari Microfinance adalah BPR, Grameen Bank, Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Gema PKM, dlsb.

1.2.        Ciri Khas

Agar semakin jelas, apa itu Credit Union, marilah Credit Union kita dikontraskan dengan lembaga keuangan bank maupun bukan bank, ke-khas-an Credit Union yakni sebagai berikut (Tabel 1):[1]

Tabel 1: Ciri Credit Union dikontraskan dengan Bank dan Lembaga Mikrofinance

Unsur	Credit Union	Bank Komersial	Mikrofinance a.l. BPR
Susunan	Kooperasi keuangan yang dimiliki para anggotanya, bukan untuk tujuan mencari keuntungan, umumnya didanai dari simpanan-simpanan anggota-sukarela	Lembaga (keuangan) yang dimiliki oleh para pemegang saham, untuk tujuan mencari keuntungan.	Lembaga (keuangan) yang pada umumnya didanai oleh dari sumber luar lembaga yakni para pemberi-pinjaman, hibah dan atau para investor
Nasabah/ Anggota(CU)	Anggota punya kesamaan ikatan, seperti tempat tinggal, tempat kerja atau tempat beribadah. Pelayanan kepada yang miskin dicampurkan kepada kelompok masyarakat lebih luas, hingga tingkat balas jasa dan biaya yang kompetitif bisa bersaing (dengan lembaga keuangan lain)	Pada umumnya melayani nasabah klas menengah ke atas. Tidak ada batasan untuk nasabah khusus.	Pada umumnya melayani nasabah/anggota klas bawah, (bisa) khususnya perempuan dari sebuah komunitas yang sama.
Kepemerintahan	Anggota CU memilih dari antara anggota sebuah Badan Pengurus yang bersifat kerelawanan dengan prinsip satu orang satu suara (koperasi a la Rochdale), tanpa memperhitungkan perbedaan jumlah simpanan atau saham di CU	Para pemegang saham memilih Board of directors yang digaji, yang bisa saja bukan berasal dari masyarakat maupun dari nasabah. Suara ditentukan oleh besar kecilnya saham yang dipunyai.	Lembaga dikendalikan dan dikuasai oleh board of directors yang ditunjuk atau staff yang digaji.
Pendapatan	Pendapatan bersih atau SHU dipakai untuk menciptakan balas jasa simpanan lebih tinggi daripada balas jasa pinjaman, atau memperkenalkan produk layanan baru, atau pengembangan pelayanan lain-lain yang bermanfaat bagi anggota.	Pemegang saham menerima devidend atau pembagian return dari saham (bagian keuntungan)	Pendapatan bersih dipergunakan untuk memupuk modal atau dibagi di antara para investor.
Produk/ Layanan(CU)	Berbagai macam bentuk pelayanan keuangan seturut kebutuhan anggota, utamanya simpanan, kredit, pengembalian jasa dan asuransi	Berbagai macam bentuk pelayanan keuangan termasuk peluang-peluang investasi	Berkonsentrasi pada produk kredit kecill. Beberapa lembaga keuangan mikro menawarkan produk simpanan dan balas jasa pelayanan.
Sarana Pelayanan	Punya kantor pusat, punya cabang atau tempat pelayanan, punya ATM, jasa pengiriman uang lewat perangkat elektronik, debet kredit account antar CU di satu Pusat CU sekunder tingkat daerah, nasional maupun regional.	Punya kantor pusat, juga cabang, ATM, pelayanan transfer elektronik, debet credit account antar tingkat daerah, nasional, internasional	Punya kantor, layanan simpan pinjam, dan layanan keuangan lain. Serta kunjuangan reguler pada komunitas nasabah.

Di Indonesia, secara salah kaprah dan demi payung hukum pada jaman Orde Baru, Credit Union bernaung di bawah Undang-Undang Koperasi. Karena UU itulah yang dapat menampung dan melindungi prinsip “satu orang satu suara”. Namun dalam hal “penyertaan modal dari luar anggota”, sebagian besar Koperasi, mengijinkannya. Sementara Credit Union tidak bisa menerima penyertaan modal dari luar. Yang paling tepat bagi Credit Union, kalau tidak berpayung Staatblaad tentang “perkumpulan’, semestinya mempunyai Undang-Undang tersendiri. Rancangan Undang-Undang Koperasi terbaru, oleh karenanya tidak mudah dan tak perlu diterima Credit Union. Penyertaan modal dari luar dan diperbolehkannya pengurus koperasi berasal dari luar anggota dalam Rancangan Undang-Undang Koperasi 2011 bertentangan dengan jiwa Credit Union. Mengapa Credit Union menolak ‘penyertaan modal dari luar anggota’? Sebab, Credit Union memperjuangan kedaulatan, kemandirian, keterbebasan dari segala bentuk penjajahan. Modal dari luar anggota, bila terlalu besar, akan menyebabkan seluruh manfaat dari koperasi tidak dinikmati oleh anggota secara adil. Kendati cara pengambilan keputusan ‘satu orang satu suara’, tetapi dalam membagian manfaat menurut jasa, pengguna simpanan melulu tanpa ikut mempekerjakan uang dengan ikut meminjamnya, lebih banyak menciptakan beban bagi anggota lainnya. Halnya akan menjadi adil, bila anggota begitu menyimpan -tentu dengan batas tertentu hingga tak menguasai permodalan CU- terus langsung meminjamnya sendiri.  Maka orang luar keanggotaan tidak diperkenankan ikut menginvestasikan uang ke CU, juga karena alasan ketidak adilan dan keinginan berdaulat (artinya tak mau dijajah, ingin menjadi manusia merdeka) tersebut. Maka CU sangat melaksanakan cita-cita Ki Hadjar Dewantara. Untuk maksud mandiri berdaulat menjadi manusia merdeka itu pula, jumlah tabungan seorang anggota di banyak CU dibatasi tidak lebih dari seperlima jumlah total tabungan, atau sampai 20 persen dari total tabungan saja. Dan karena CU itu dimaksudkan juga untuk menghapus lintah darat, bunga loba dari rentenir, maka lewat pendidikan, anjuran, serta kontrol panitia pinjaman, anggota tidak diperbolehkan meminjam uang CU untuk digandakan dengan bunga loba kepada masyarakat.

Yogyakarta, 18 Oktober 2011.

---

[1] Tabel 1 diambil-terjemahkan dari: http://www.woccu. Org/about/creditunion, page 1, tampilan tanggal 1 Juni 2011.