Trainer, Consultor, Researcher, Capacity Development Expert
Tampilkan postingan dengan label kompos. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kompos. Tampilkan semua postingan
Jumat, 26 April 2013
Uritonnoir, Kreasi Ekologis
Ada banyak event yang membentuk kerumunan banyak orang. Sering para lelaki dalam kesempatan seperti itu mau kencing, buang air kecil. Mungkin tersedia tempat kencing selayaknya bagi mereka. Namun di masa pasca panen dengan banyaknya jerami dan adanya kebutuhan akan pupuk kompos membuat para pemikir kreatif asosiatif menemukan sesuatu alat yang lebih produktif memanfaatkan air kencing.
Sabtu, 16 Maret 2013
Sampah Organik Untuk Kompos, Pupuk Alami
Dalam rangka penerapan pertanian organik, komunitas dampingan SEMAI/Cindelaras berusaha mengolah sampah pertanian/kebun/dapur menjadi kompos sejak 2006. Komunitas "Balak Gumregah" dari Cawas Klaten, menjadi perintisnya. Mereka menghadapi persoalan tanah pertanian yang semakin "bantat" (keras dan kenyal) dan kebutuhan akan pupuk kimiawi yang makin mahal. Mereka mencari solusi penggemburan kembali tanah dan penyediaan pupuk secara organik. Maka mereka mengembangkan pemanfaatan limbah organik menjadi kompos.
Kompos merupakan hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti pangkasan daun tanaman, sayuran, buah-buahan, limbah organik, kotoran hewan ternak, dan bahan-bahan lainya.
Kompos dapat digunakan sebagai pupuk alami dan pengembali zat hara tanah yang mungkin hilang disaat panen dan akibat erosi.
Berikut ini adalah proses pembuatan kompos dengan menggunakan cara yang praktis dan sederhana:
Kompos merupakan hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti pangkasan daun tanaman, sayuran, buah-buahan, limbah organik, kotoran hewan ternak, dan bahan-bahan lainya.
Kompos dapat digunakan sebagai pupuk alami dan pengembali zat hara tanah yang mungkin hilang disaat panen dan akibat erosi.
Berikut ini adalah proses pembuatan kompos dengan menggunakan cara yang praktis dan sederhana:
Catatan Penting
Langganan:
Postingan (Atom)