Sabtu, 16 Maret 2013

Sampah Organik Untuk Kompos, Pupuk Alami

Dalam rangka penerapan pertanian organik, komunitas dampingan SEMAI/Cindelaras berusaha mengolah sampah pertanian/kebun/dapur menjadi kompos sejak 2006. Komunitas "Balak Gumregah" dari Cawas Klaten, menjadi perintisnya. Mereka menghadapi persoalan tanah pertanian yang semakin "bantat" (keras dan kenyal) dan kebutuhan akan pupuk kimiawi yang makin mahal. Mereka mencari solusi penggemburan kembali tanah dan penyediaan pupuk secara organik. Maka mereka mengembangkan pemanfaatan limbah organik menjadi kompos.

Kompos merupakan hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti pangkasan daun tanaman, sayuran, buah-buahan, limbah organik, kotoran hewan ternak, dan bahan-bahan lainya.
Kompos dapat digunakan sebagai pupuk alami dan pengembali zat hara tanah yang mungkin hilang disaat panen dan akibat erosi.
Berikut ini adalah proses pembuatan kompos dengan menggunakan cara yang praktis dan sederhana:



Catatan Penting

  • Tempat pembuatan kompos harus terlindung dari sinar matahari dan hujan.
  • Dibuat ditempat datar yang tidak beresiko tergenang air.
  • Membuang bagian tanaman yang sakit dan hindari penggunaan tanaman yang sedang berbungga, karena di khawatirkan dapat menghasilkan gulma.

Alat dan Bahan

  1. Kayu
  2. Hijaun, yaitu dedaunan dan ranting tanaman yang masih berwarna hijau dan lunak.
  3. Daun-daun kering
  4. Kotoran sapi
  5. Dolomit
  6. Jerami
  7. Campuran kotoran sapi dan urin sapi

 

Langkah Pembuatan

  1. Tempat pembuatan kompos dipastikan rata. Kayu yang sudah disiapkan, disusun di atas tanah sehingga membentuk petakan tanah dengan ukuran 1 X 3 m ( l X p ).
  2. Hijauan yang sudah dicincang, disusun didalam petakan tanah setinggi 30 cm.
  3. Taburkan daun-daun kering di atas hijaun sampai ketebalan 15 cm, lalu lapisi dengan kotoran sapi kering secara merata.
  4. Larutkan 5 genggam dolomit dengan air. Dan siramkan ke lapisan yang barus kita buat.
  5. Gunakan jerami sebagai menutup lapisan yang telah dibasahi dengan larutan dolomit tadi.
  6. Langkah selanjutnya adalalah menyiram lapisan jerami dengan larutan kotoran dan urine sapi.
  7. Ulangi membentuk tumpukan sebanyak 3-4 lapis, ( atau setinggi 1,1 – 1,4 m ) lalu ditutup dengan terpal.
  8. Periksa tumpukan setiap 7 hari sekali.
  9. Setiap 25 hari setelah tanggal pembuatan, lakukan pembalikan
  10. Kompos akan terbentuk sekitar 120 hari, dengan ciri warna coklat tua dan tidak berbau.

Petunjuk Melakukan Pembalikan

  1. Periksa lapisan kompos dengan menggunakan ajir atau bilah bambu dengan jalan menusuk. Bilah bambu akan terasa panas dan basah bila dipegang. Jika terasa dingin, berarti pembuatan kompos gagal , dan harus diulang. Namun bila bilah bambu terasa kering cukup dengan menyirami lapisan dengan air.
  2. Buat ruang dengan lebar yang sama, dan panjang menjadi setengahnya disebelah tumpukan kompos.
  3. Untuk mempermudah pemindahan disaat pembalikan, jadikan lapisan kompos menjadi 2 lapisan dan disirami dengan air.
  4. Kelembapan pupuk adalah 50 – 55 %.

Cara Penggunaan

  1. Gunakan pupuk kompos 2 – 4 kali dalam setahun.
  2. Taburkan kompos secara melingkar di sekitar tanaman dengan jarak dan jumlah yang disesuaikan dengan ukuran batang tanaman. Lalu tutupi dengan tanah.

2 komentar:

  1. Jika berkenan menuliskan pengalaman yang berbeda,
    niscaya akan memperkaya khasanah pengetahuan terbuka
    kita bersama....

    BalasHapus