Tampilkan postingan dengan label Lahan kering. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lahan kering. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 April 2013

Mikoriza, Tanah dan Tanaman di Lahan Kering

AR Assyakur

Mikoriza merupakan asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur. Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara (Iskandar, 2002).

Mikoriza merupakan salah satu dari jenis jamur. Jamur merupakan suatu alat yang dapat memantapkan struktur tanah. Menurut Hakim, dkk (1986) faktor-faktor yang terlibat dalam pembentukan struktur adalah organisme, seperti benang-benang jamur yang dapat mengikat satu partikel tanah dan partikel lainnya. Selain akibat dari perpanjangan dari hifa-hifa eksternal pada jamur mikoriza, sekresi dari senyawa-senyawa pilysakarida, asam organik dan lendir yang di produksi juga oleh hifa-hifa eksternal, akan mampu mengikat butir-butir primer/agregat mikro tanah menjadi butir sekunder/agregat makro. Agen organik ini sangat penting dalm menstabilkan agregat mikro dan melalui kekuatan perekat dan pengikatan oleh asam-asam dan hifa tadi akan membentuk agregat makro yang mantap (Subiksa, 2002).

Rabu, 03 April 2013

Agenda 21 Chapter 12 MANAGING FRAGILE ECOSYSTEMS: COMBATING DESERTIFICATION AND DROUGHT



Berikut ini disampaikan dokumentasi Agenda 21 Bab 12 tentang Tatakekola Ekosistem yang ringkih, dalam artian melawan perluasan kawasan kering dan kekeringan. Walau perhatian pada umumnya tertuju pada Afrika, namun banyak daerah di benua lain juga terancam kekeringan dan perluasan kawasan kering. Indonesia khususnya, walaupun juga memiliki lahan kritis, lahan kering, namun karena prioritas perhatian lebih tertuju kepada daerah-daerah hutan dan pertanian subur dalam usaha meningkatkan produktivitas, hanya sedikit saja memerhatikan bab 12 Agenda 21 ini, terutama untuk kerja sama internasional.
 
MANAGING FRAGILE ECOSYSTEMS: COMBATING DESERTIFICATION AND DROUGHT

12.1. Fragile ecosystems are important ecosystems, with unique features and resources.
Fragile ecosystems include deserts, semiarid lands, mountains, wetlands, small islands and certain coastal areas. Most of these ecosystems are regional in scope, as they transcend national boundaries. This chapter addresses land resource issues in deserts, as well as arid, semiarid and dry sub-humid areas. Sustainable mountain development is addressed in chapter 13; small islands and coastal areas are discussed  in chapter 17.

12.2. Desertification is land degradation in arid, semi arid and dry sub-humid areas resulting from various factors, including climatic variations and human activities. Desertification affects about one sixth of the world's population, 70 per cent of all drylands, amounting to 3.6 billion hectares, and one quarter of the total land area of the world. The most obvious impact of desertification, in addition to widespread poverty, is the degradation of 3.3 billion hectares of the total area of rangeland,constituting 73 per cent of the rangeland with a low potential for human and animal carrying capacity; decline in soil fertility and soil structure on about 47 per cent of the dryland areas constituting marginal rainfed cropland; and the degradation of irrigated cropland, amounting to 30 per cent of the dryland areas with a high population density and agricultural potential.