Misi
yang Tegas dengan Visi yang Jernih
Oleh Bambang Kussriyanto, untuk SEMAI
Dalam
kancah praktek dan ilmu manajemen belakangan sejak tahun 2000-an, menyeruak
pandangan bahwa Misi lembaga/ perusahaan (apa yang wajib dilakukan dan ke mana
arahnya) harus lebih ditampilkan sebagai gaya dorong (push-factor) menuju
prestasi. Praktek/ilmu yang mengarus-utamakan Misi ini (apa yang wajib
dilakukan dan ke mana arahnya) mau menggantikan pola yang mapan sejak tahun
1980-an, di mana Visi diutamakan. Terlalu idealis dan kurang pragmatik menjadi
kata kunci kritik atas pengarus utamaan Visi, sebab pernyataan Visi sejauh ini
dipandang sebagai kata-kata muluk yang hanya impian, mengajak orang
berandai-andai saja, kurang realis, dan kurang memberi makna pada sisi
implementasi. Karena itu Misi (apa yang wajib dilakukan dan ke mana arahnya) perlu
lebih ditegaskan untuk dilaksanakan dan mengalir langsung dari mandat pendirian
lembaga/perusahaan.
Pesan
baru praktek/ilmu manajemen itu perlu didengarkan. Pola yang sudah mapan di dalam praktek
manajemen Lembaga dengan urutan Visi-Misi-Strategi-Aksi (VMSA) tidak harus
serta merta dibongkar diganti menjadi urutan Misi-Visi-Strategi-Aksi (MVSA) dan
menimbulkan kebingungan karena mengubah paradigma dan memerlukan penjelasan
yang memerlukan satu seminar tersendiri. Namun, sekalipun tetap menggunakan
pola VMSA, Misi (apa yang wajib dilakukan dan ke mana arahnya) kiranya perlu
mendapat tekanan lebih besar dalam Strategic Planning, dalam arti memeroleh
porsi waktu dan pemikiran lebih besar. Maksudnya, perlu diperoleh ungkapan Misi
yang lebih tegas lagi, di dalam kerangka
Visi yang jernih. Ini mengantar
pembicaraan dalam acara sessi sesudah makan siang pada hari kedua Lokakarya
Strategic Planning LSM ABC, di awal presentasi kelompok-kelompok kerja mengenai
apa yang telah mereka lakukan selama ini sehubungan dengan mandat asli Lembaga,
apa yang mau dicapai, bagaimana proses pencapaian/perwujudannya, bagaimana
hubungan tiap bidang kegiatan pokok dengan bidang kegiatan pokok yang lain, apa
yang telah mereka capai belakangan, mana pengalaman terbaik dalam kinerja
mereka, juga pengalaman terburuk, dan prestasi apa saja yang sekarang ini dapat
ditetapkan sebagai titik tolak perkembangan rencana ke depan.