Menyusun
Strategi
Oleh: Bambang Kussriyanto, untuk SEMAI
Biasanya
Lembaga/Perusahaan menetapkan Misi dan Sasaran lebih dahulu, setelah itu baru
menjabarkan Strategi. Ini dimaksudkan untuk mematok “The Right Thing” yang
harus dikerjakan dalam kaitan dengan Misi atau mandat Lembaga. Dalam praktek,
Misi dan Sasaran yang telah ditetapkan diubah ketika proses Strategic Planning membahas
Strategi. Bahasan Strategi mengupayakan agar “The Right Thing” nanti diimplementasikan
dalam kerangka proses yang benar, sehingga organisasi “Do Things Right”. Ada
banyak hal yang memerlukan penyesuaian dalam bahasan Strategi yang menetapkan
koridor implementasi program dan proyek untuk pelaksanaan Misi dan mandat.
Maka
ketimbang melakukan bongkar-pasang, konsultan mengusulkan menunda penetapan rumusan
pernyataan final Misi dan Sasaran sampai pemikiran mengenai Strategi selesai
dulu. Baru kemudian semuanya ditinjau ulang sekaligus dirapikan dalam satu
kemasan Misi-Sasaran-dan-Strategi. Maka gambaran dasar Misi dan apa yang hendak
dicapai dalam proses acara Strategic Planning yang terdahulu untuk sementara
dibiarkan sebagai bahan terbuka yang belum dikemas sebagai kepastian. Para peserta
Lokakarya dapat kapan saja melihat bahan terbuka itu, yang ditempel di tembok
ruang Lokakarya.
Pada
hari kelima, setelah para peserta pulang dari ekskursi terbatas untuk menjajagi
dan memastikan ketepatan program/proyek yang dipilih Lembaga guna menjawab
isyu-isyu penting di masa depan, konsultan mengemukakan, bahwa walaupun praktek
kegiatan kita lebih dituntun oleh situasi dan kondisi lokal, namun dalam
perumusan perencanaan, sering kali sangat berguna menggunakan pola yang
diterapkan organisasi yang letaknya berada di hulu kegiatan kita. Sebagai
contoh, misalnya LSM yang aktif dalam
konservasi keragaman hayati, pencegahan kerusakan tanah, kerusakan hutan,
pencegahan perluasan lahan kering dan mendapat bantuan teknis dan dana dari lembaga
internasional DEF-Network (bukan nama sesungguhnya) beserta unit mana pun darinya,
dalam Strategic Planning-nya juga dapat mencontoh (tentu saja dengan
penyesuaian karena kepribadian Lembaga, lokasi dan budaya kerja yang berbeda)
pola Strategic Planning DEF-Network.
Selain memudahkan proses LSM lokal, pola yang sama itu juga menciptakan
platform untuk kelancaran berjejaring, komunikasi antar mitra kerja, serta
koordinasi dan evaluasi kinerja bersama dalam lingkungan DEF-Network. Sekali
lagi, yang dicontoh hanya pola, kerangka atau formatnya, isinya tidak.