Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 11
April 2013 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 5,75%. Tingkat BI
Rate tersebut dinilai masih konsisten dengan sasaran inflasi tahun 2013 dan
2014, sebesar 4,5% ± 1%. Mencermati meningkatnya tekanan inflasi jangka pendek
harga bahan pangan (volatile foods) akhir-akhir ini dan masih berlanjutnya
tekanan terhadap keseimbangan eksternal, Bank Indonesia akan memperkuat operasi
moneter melalui penyerapan ekses likuiditas yang lebih besar ke tenor yang
lebih jangka panjang. Bank Indonesia juga tetap mewaspadai sejumlah risiko
terhadap tekanan inflasi tersebut dan akan menyesuaikan respons kebijakan
moneter sesuai kebutuhan. Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai
dengan kondisi fundamental yang selama ini dilakukan akan dilanjutkan,
diperkuat dengan percepatan upaya-upaya pendalaman pasar valuta asing. Bank
Indonesia juga memperkuat koordinasi bersama Pemerintah dengan fokus pada upaya
menekan defisit transaksi berjalan dan meminimalkan potensi tekanan inflasi
dari sisi volatile foods, termasuk kebijakan impor hortikultura.
Pemulihan ekonomi global tidak seoptimis prakiraan
sebelumnya dan masih dibayangi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi Amerika
Serikat (AS) diprakirakan tertahan akibat permasalahan fiskalnya, meskipun
kegiatan produksi dan konsumsi mulai menunjukkan perbaikan. Di sisi lain,
resesi perekonomian Eropa masih berlanjut terkait lambatnya implementasi
program austerity di beberapa negara. Kondisi berbeda ditunjukkan perekonomian di
beberapa negara Asia, terutama China, yang membaik sebagaimana tercermin dari
indikator konsumsi dan produksi. Harga komoditas dunia juga masih cenderung
menurun, kecuali harga minyak. Sejalan dengan itu, respons kebijakan bank
sentral dunia secara umum masih tetap akomodatif dengan mempertahankan suku
bunga rendah maupun quantitative easing.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013
diprakirakan lebih rendah yaitu menjadi 6,2%-6,6% dari prakiraan sebelumnya
6,3%-6,8%. Pada triwulan II 2013, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tidak jauh
berbeda dari triwulan sebelumnya yaitu sekitar 6,2%. Permintaan domestik masih
tumbuh cukup kuat, meskipun terjadi moderasi, di tengah perbaikan pertumbuhan
dari sisi eksternal. Kuatnya konsumsi swasta didukung oleh perbaikan daya beli
masyarakat dan kepercayaan konsumen. Sementara itu, di tengah investasi
bangunan yang tetap tumbuh kuat, investasi nonbangunan cenderung melambat. Di
sisi lain, volume ekspor mengalami peningkatan sejalan dengan perbaikan ekonomi
di beberapa negara mitra dagang utama, khususnya China. Masih cukup baiknya
pertumbuhan ekonomi nasional juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi daerah yang
masih cukup tinggi dan semakin merata. Untuk tahun 2014, sejalan dengan
permintaan domestik yang tetap kuat dan ekonomi global yang semakin baik,
pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan mencapai kisaran 6,6%-7,0%, atau lebih
rendah dari prakiraan sebelumnya sekitar 6,7%-7,2%.
Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
pada triwulan II 2013 diprakirakan mengalami defisit yang lebih rendah dari
triwulan sebelumnya seiring membaiknya transaksi modal dan finansial (TMF).
Membaiknya TMF terutama didorong oleh arus investasi portofolio, termasuk
penerbitan global bond oleh Pemerintah, yang meningkat sejalan dengan masih
kuatnya fundamental ekonomi Indonesia dan dampak kebijakan ekonomi global yang
masih akomodatif. Namun, defisit transaksi berjalan diprakirakan meningkat
terutama karena impor yang masih cukup tinggi, antara lain terkait masih
tingginya konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak). Cadangan devisa pada akhir Maret
2013 mencapai 104,8 miliar dolar AS atau setara dengan 5,7 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri Pemerintah, di atas standar kecukupan
internasional.
Nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan depresiasi
pada triwulan I 2013, meskipun lebih moderat sejalan dengan berlanjutnya aliran
modal masuk. Hal itu sebagai hasil dari kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga
stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan kondisi fundamental, baik melalui
penguatan mekanisme intervensi valas, penerapan term deposit (TD) valas maupun
pendalaman pasar valas. Nilai tukar rupiah secara rata-rata melemah sebesar
0,7% (qtq) mencapai Rp9.680 per dolar AS dengan volatilitas pada triwulan I
2013 yang masih terjaga. Ke depan, dengan mempertimbangkan kondisi NPI pada
triwulan II 2013, tekanan depresiasi nilai tukar rupiah diprakirakan juga akan
moderat.
Gejolak harga bahan pangan mendorong tingginya inflasi
IHK pada Maret 2013. Inflasi IHK Maret 2013 mencapai 0,63% (mtm) atau 5,90%
(yoy) di atas rata-rata historisnya. Inflasi kelompok volatile foods tercatat
sangat tinggi yaitu 2,44% (mtm) atau 14,20% (yoy), khususnya pada komoditas
bawang putih, bawang merah dan cabai akibat gangguan pasokan terkait dengan
kebijakan impor yang diterapkan oleh Pemerintah. Di sisi lain, inflasi inti
masih stabil sebesar 4,21% (yoy) sejalan dengan ekspektasi inflasi masyarakat
yang masih terjaga dan kapasitas produksi yang masih memadai. Ke depan, tekanan
inflasi diharapkan mereda seiring dengan langkah-langkah Pemerintah untuk
mengatasi gangguan pasokan bahan pangan dan datangnya musim panen.
Langkah-langkah koordinasi melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI) dan Tim
Pengendali Inflasi Daerah (TPID) diperkuat untuk pengendalian inflasi baik di
pusat maupun daerah.
Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi
perbankan tetap terjaga dengan baik. Kinerja industri perbankan yang solid
tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio)
yang berada jauh di atas minimum 8% dan terjaganya rasio kredit bermasalah
(NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Sementara itu, pertumbuhan kredit
hingga akhir Februari 2013 mencapai 23,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
bulan sebelumnya. Kredit modal kerja dan kredit investasi masih tumbuh cukup
tinggi sebesar 24,5% (yoy) dan 25,4% (yoy). Sementara itu, kredit konsumsi
tumbuh 20,3% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia meyakini stabilitas sistem
keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi perbankan yang akan
meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perekonomian nasional.
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
BalasHapusTerimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D