Guido S Purwanto
Usia tiga perempat abad tak
menghalangi Gatot Surono untuk tetap gesit menjalani kegiatan pertanian alami
yang mulai digelutinya sejak tahun 1989. Rumah sederhananya di Desa Kembangan,
Kecamatan Bukateja, Purbalingga menjadi jujugan banyak orang dari berbagai
kalangan. Sebagian mereka datang untuk meminjam benih padi yang akan mereka
kembalikan lagi pada panen berikutnya. Sebagian lain datang untuk mendalami
spirit maupun teknik pertanian alami, mulai dari lumbung benih, pengolahan
lahan, pembenihan, pengolahan lahan, penyemaian, cara penanaman, pembuatan
pupuk, pestisida, dan insektisida alami, hingga obrolan ringan mengatasi hama
tikus. Benih adalah anugerah Tuhan, ciptaan Tuhan.
Gatot Surono, Pejuang pertanian alami. |
Ciptaan Tuhan tidak boleh
dipunahkan, begitu keyakinan mbah Gatot, panggilan akrab Gatot Surono,
terungkap di awal-awal perbincangan tentang pertanian alami. Dari keyakinan
itu, tak ada sesuatupun yang bisa menghalangi mbah Gatot demi mendapatkan
benih. Peraturan, undang-undang, semua otoritas buatan manusia bukan hal
penting lagi. Bagi mbah Gatot, semua cara halal. “Kalau ndak punya ya minta.
Ndak boleh minta, ya minta pada Yang Maha Kuasa, gimana caranya,” tutur pria
kelahiran Klaten 1933 ini.Pada tahun 2000, suami Christina Swastuti ini ditunjuk menjadi salah satu
delegasi petani Indonesia yang diutus ke Thailand. Konon di negeri itu, warga
asing dilarang membawa benih apapun keluar batas teritorialnya. Dalam sebuah
kesempatan kunjungan di lahan pertanian, ia mendapati hamparan sawah yang
ditanami salah satu jenis padi terbaik di Negeri Gajah Putih itu. Padi itu
dikenal dengan nama Jasmine. Rupanya, ia tak bisa menahan hatinya untuk mencoba
menangkarkan salah satu jenis terbaik ini di tanah kelahirannya. Karena upaya
membeli atau meminta benih dengan cara baik-baik tidak mungkin, “Satu-satunya
jalan ya saya ngurut semalai, lalu saya masukkan saku,” kenang bapak tiga anak
ini. Terpaksa ia melanggar peraturan, mengambil benih tanpa ijin.
Sesampai di tanah air, ia membuka “oleh-oleh” dari negeri yang pernah tercatat sebagai pengekspor beras terbesar Asia ini. “Setelah saya hitung ada sekitar 40 bulir. Saya semai hingga berumur 7-15 hari, lalu saya tanam di lahan seluas 20 meter persegi. Cara menanamnya memakai sistem Madagaskar, ditanam satu-satu dengan jarak tanam 25 cm—di Indonesia belakangan dikenal dengan nama SRI – System Rice Intensification). Saat panen saya mendapat 20 Kg,” tutur alumni Sospol UGM (1958-1962) dan Peking University (1962-1965) ini.
Benih itu milik Tuhan, begitu pula keajaibannya. Siapapun boleh bersyukur atas keajaibannya. Dari satu bulir, bisa tumbuh melimpah, menjadi berton-ton beratnya. Maka bagi mbah Gatot monopoli benih tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Siapapun boleh mengembangkan benih yang ia miliki. Begitu pula Jasmine. Benih yang didapat dengan susah payah itu sudah dibagi-bagikan kepada sesama petani. Dari 40 bulir padi yang diambil tanpa ijin tersebut, sekarang sudah menghasilkan berton-ton padi. Sudah menghidupi sekian banyak orang. Lantas sebesar apa dosa seorang petani yang mengambil tanpa ijin siapapun (selain Tuhan) 40 bulir padi dari negeri tetangga, demi kehidupan? Sebesar apa pula dosa orang-orang rezim paten yang merampok dan mencerabut benih-benih padi lokal terbaik Indonesia untuk dikomersialkan, atau bahkan dipunahkan dari tanah asalnya?
Sesampai di tanah air, ia membuka “oleh-oleh” dari negeri yang pernah tercatat sebagai pengekspor beras terbesar Asia ini. “Setelah saya hitung ada sekitar 40 bulir. Saya semai hingga berumur 7-15 hari, lalu saya tanam di lahan seluas 20 meter persegi. Cara menanamnya memakai sistem Madagaskar, ditanam satu-satu dengan jarak tanam 25 cm—di Indonesia belakangan dikenal dengan nama SRI – System Rice Intensification). Saat panen saya mendapat 20 Kg,” tutur alumni Sospol UGM (1958-1962) dan Peking University (1962-1965) ini.
Benih itu milik Tuhan, begitu pula keajaibannya. Siapapun boleh bersyukur atas keajaibannya. Dari satu bulir, bisa tumbuh melimpah, menjadi berton-ton beratnya. Maka bagi mbah Gatot monopoli benih tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Siapapun boleh mengembangkan benih yang ia miliki. Begitu pula Jasmine. Benih yang didapat dengan susah payah itu sudah dibagi-bagikan kepada sesama petani. Dari 40 bulir padi yang diambil tanpa ijin tersebut, sekarang sudah menghasilkan berton-ton padi. Sudah menghidupi sekian banyak orang. Lantas sebesar apa dosa seorang petani yang mengambil tanpa ijin siapapun (selain Tuhan) 40 bulir padi dari negeri tetangga, demi kehidupan? Sebesar apa pula dosa orang-orang rezim paten yang merampok dan mencerabut benih-benih padi lokal terbaik Indonesia untuk dikomersialkan, atau bahkan dipunahkan dari tanah asalnya?
Tak banyak orang mau berbuat seperti mbah Gatot. Mengumpulkan satu demi satu
benih padi lokal— yang telah dilupakan hampir semua petani—bukanlah perkara
mudah, juga bukan pekerjaan tanpa resiko. Karena benih-benih itu bukan benih
unggul, bukan pula benih yang dianjurkan pemerintah, maka jutaan petani pun
menganggapnya sebagai benih jahat. Benih-benih itu bisa mengundang hama
penyakit, bisa menyebabkan gagal panen. Benih itu pula yang dianggap merusak
solidaritas petani. Semua itu terjadi karena propaganda sistemik mulai dari
penguasa sampai pada tingkat petani. Penguasa gandrung dan tunduk pada
teknologi (bibit hibrida dan transgenik) tanpa berpikir jauh ke depan.
Berkat ketekunan, kerja keras, dan kegigihannya melawan arus, kini mbah Gatot berhasil mengumpulkan dan membudidayakan 60 varietas padi lokal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Membramo (Papua); Maros (Sulawesi); Laka (NTT); Batang Hari, Batang Gadis, Laut Tawar (Sumatera); Rojolele, Pandan Wangi, Wirosableng, Selendang Biru, Mutiara, Code, Molok Merah (Jawa), dan berpuluh varietas lokal lainnya. Ia butuh waktu lima belas tahun untuk mengumpulkan varietas padi lokal sebanyak itu. Selang setahun sesudah pertemuannya dengan Romo Utomo—salah seorang pendiri SPTN HPS—pada tahun 1992 mbah Gatot mulai tergerak membangun lumbung benih (seed bank) dan mengembangkannya hingga kini.
Berkat ketekunan, kerja keras, dan kegigihannya melawan arus, kini mbah Gatot berhasil mengumpulkan dan membudidayakan 60 varietas padi lokal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Membramo (Papua); Maros (Sulawesi); Laka (NTT); Batang Hari, Batang Gadis, Laut Tawar (Sumatera); Rojolele, Pandan Wangi, Wirosableng, Selendang Biru, Mutiara, Code, Molok Merah (Jawa), dan berpuluh varietas lokal lainnya. Ia butuh waktu lima belas tahun untuk mengumpulkan varietas padi lokal sebanyak itu. Selang setahun sesudah pertemuannya dengan Romo Utomo—salah seorang pendiri SPTN HPS—pada tahun 1992 mbah Gatot mulai tergerak membangun lumbung benih (seed bank) dan mengembangkannya hingga kini.
Di setiap tahunnya benih-benih itu selalu diremajakan kembali di lahan bagi
hasil (maro) milik teman karibnya seluas 3.500 m2. Terbatasnya lahan maro itu,
memaksa mbah Gatot berfikir njlimet untuk menyesuaikan antara prioritas
penanaman di setiap musimnya dengan kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan
peremajaan benih. Sekali musim tanam, 30 varietas di tanam secara bersamaan,
dimana dua varietas di antaranya mendapat jatah lahan terluas (masing-masing
seluas 1.500 m2) untuk kebutuhan konsumsi. Tak lupa, gejawan ditanamnya di
sela-sela lahan untuk menghindari perkawinan silang antar varietas. Dalam dua
kali musim tanam, keenampuluh varietas padi genap mendapatkan giliran
peremajaan.
Melawan Arus
Varietas Mutiara, hasil persilangan Mbah Gatot |
Bertani organik tak ubahnya melawan arus. Konsekuensinya, dianggap tidak lazim,
bahkan dicap musuh negara. Sementara jutaan petani anut grubyug mengikuti
anjuran pemerintah yang jelas-jelas dipaksakan, dikawal undang-undang, dikawal
polisi dan tentara. Panca dan Sapta Usaha Tani ditanamkan sebagai doktrin bagi
kaum petani, hingga membuat petani seperti kerbau dicocok hidungnya. Petani
kehilangan kebebasan. Benih diatur, waktu tanam diatur, pupuk di atur. Tak ada
alternatif.
Masih segar dalam ingatan mbah Gatot bagaimana rasanya menjadi musuh negara.
Peristiwa terjadi di masa-masa awal ketertarikannya pada pertanian alami. Pada
tahun 1989, ia tak mau menuruti anjuran pemerintah. Ia tidak menanam IR 64,
tidak pula menebar pupuk urea. Ia memilih menanam Rojolele berpupuk kompos.
Tanaman padinya tiba-tiba dicabuti aparat Koramil, tentara. “Saya diancam,
Njaluk ditahan meneh apa? Begitu petugasnya pergi, padi yang sudah dicabuti
saya tanam lagi,” begitu sekelumit kisah perjuangan mbah Gatot. “Setelah panen,
tentara yang tadinya mencabuti padi saya undang ke rumah. Saya suguhi. Segane
kok enak temen. Mangane mung karo gereh wae kok enak temen, kata salah satu
dari mereka,” tutur eks tapol yang empat tahun dibui rezim Orde Baru tanpa
melalui proses pengadilan ini. Lalu, mbah Gatot menceritakan bahwa nasi yang
mereka makan itu berasal dari tanaman padi yang mereka cabuti beberapa waktu
sebelumnya. “Habis itu, saya dibiarkan saja, ndak pernah diganggu lagi. Tapi ya
tetap saja dicap sebagai petani sing ora genah, petani gendeng, petani edan,
ngeyel, menentang pemerintah,” kenang anggota SPTN HPS (Sekretariat Pelayanan
Tani dan Nelayan Hari Pangan Sedunia) dan IPPHTI (Ikatan Petani Pengendali Hama
Terpadu Indonesia) ini.
Menurut mbah Gatot, situasi itu terjadi karena pemerintah (Orde Baru) hanya
menelan saja konsep revolusi hijau yang ditawarkan negara-negara maju, tanpa
menghitung secara kritis untung ruginya. Produktivitas menjadi satu-satunya
alasan menuju kecukupan pangan. Swasembada pangan memang bisa tercapai. “Tapi
hanya setahun saja,” sanggah mbah Gatot. “Habis itu, tanahnya rusak,
produksinya merosot terus.” Selain itu, berapa biaya yang dihambur-hamburkan
untuk memenuhi ambisi pemerintah itu, seperti subsidi pupuk dan benih? Dan
siapa yang sesungguhnya menikmatinya, petanikah? “Di Indonesia memang ada
subsidi pupuk dan benih, tapi yang merasakan kan pabrik, bukan petani.
Nyatanya, petani membeli pupuk juga sulit. Harganya pun tetap mahal,” tandas pelaku
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Banjarnegara ini.
Berkomentar lebih jauh tentang dampak negatif dari program bantuan benih saat ini, mbah Gatot punya pendapat sendiri. Keprihatinannya yang mendalam atas itu terkait erat dengan rusaknya mentalitas masyarakat bangsa ini: pertama, mendidik petani jadi manja dan malas; kedua, mendidik petani jadi tidak mandiri dan selalu tergantung; ketiga, pemborosan uang negara; keempat, mempertaruhkan kehidupan masyarakatnya.
Menurut petani yang pernah diutus ke beberapa pertemuan internasional di Filipina, Jepang, Thailand, dan Banglades ini, selain karena jenisnya tidak alami, benih bantuan akan membuat para petani semakin manja. Mereka bermalas-malasan dan tak mau kerja keras. Karena malas, petani tak mau ribet membuat benih sendiri, dan menunggu saja benih bantuan. Itu berarti kaum tani maupun bangsa ini tidak mandiri dan mengalami ketergantungan benih. Implikasinya, negara harus memboroskan anggaran sebagai sulih ongkos ketergantungan. Sekadar mengejar peningkatan produksi, pemerintah tak memikirkan bahayanya. Pemerintah benar-benar menutup mata atas risiko ini. Menyoal benih transgenik ini, mbah Gatot memprotes keras: “Jika minum-minuman keras saja dilarang, mengapa benih transgenik yang jelas-jelas berbahaya justru dihalalkan oleh negara.”
Tergambar jelas di benak mbah Gatot betapa terpuruknya pertanian bangsa ini. Tanah rusak, tandus, lantaran penggunaan pupuk kimia yang jor-joran. Mental petani turut rusak. Hutang negara pun menumpuk. Tentang situasi itu ia kembali mengingatkan, “Pertanian konvensional itu tidak murah. Itu akan bisa berjalan hanya jika pemerintah mensubsidi. Sekarang ini Indonesia benar-benar sudah rusak. Ibaratnya orang, ia adalah orang yang bercuk, cara Banyumase, apa-apa mau. Artinya, dikasih apapun mau, apa saja diemplok. Diwenehi sampah gelem, diwehi balung ya gelem. Sebenarnya kita dibuat segoblog-goblognya supaya gampang dijajah. Artinya dijajah itu, dijajah segala-galanya. Ya sumber alamnya, juga manusianya, digawe kon manut ben bodho,” tegas mbah Gatot geram.
Menghargai Lingkungan
Dalam keyakinan mbah Gatot, bertani organik harus sabar. Kalau sudah terbiasa dengan pertanian konvensional, pasti ndak sabaran. Petani sekarang inginnya ndang panen, ndang payu, ndang oleh duwit, duwite akeh. Pertanian organik ndak bisa begitu soalnya ada jenis padi yang umurnya saja 5 bulan. “Pertanian organik itu menanam padi, bukan menanam uang. Kalau mau tanam uang ya jangan di sawah,” kelakarnya.
“Tuhan menciptakan bumi dan isinya ini pada mulanya serba baik adanya. Menjadi tidak baik karena ulah manusianya yang serakah. Misalnya, benih yang ada di suatu tempat itu sebenarnya sudah sesuai dengan kondisi sekitarnya, baik dari sisi lingkungan, air, tanah, dan hama penyakitnya sudah seimbang semua, walaupun hasilnya tidak bisa banyak. Hasil banyak kan keinginan orang serakah,” mbah Gatot mencoba menjelaskan sisi religius dari usahanya bertani secara alami.
Berkomentar lebih jauh tentang dampak negatif dari program bantuan benih saat ini, mbah Gatot punya pendapat sendiri. Keprihatinannya yang mendalam atas itu terkait erat dengan rusaknya mentalitas masyarakat bangsa ini: pertama, mendidik petani jadi manja dan malas; kedua, mendidik petani jadi tidak mandiri dan selalu tergantung; ketiga, pemborosan uang negara; keempat, mempertaruhkan kehidupan masyarakatnya.
Menurut petani yang pernah diutus ke beberapa pertemuan internasional di Filipina, Jepang, Thailand, dan Banglades ini, selain karena jenisnya tidak alami, benih bantuan akan membuat para petani semakin manja. Mereka bermalas-malasan dan tak mau kerja keras. Karena malas, petani tak mau ribet membuat benih sendiri, dan menunggu saja benih bantuan. Itu berarti kaum tani maupun bangsa ini tidak mandiri dan mengalami ketergantungan benih. Implikasinya, negara harus memboroskan anggaran sebagai sulih ongkos ketergantungan. Sekadar mengejar peningkatan produksi, pemerintah tak memikirkan bahayanya. Pemerintah benar-benar menutup mata atas risiko ini. Menyoal benih transgenik ini, mbah Gatot memprotes keras: “Jika minum-minuman keras saja dilarang, mengapa benih transgenik yang jelas-jelas berbahaya justru dihalalkan oleh negara.”
Tergambar jelas di benak mbah Gatot betapa terpuruknya pertanian bangsa ini. Tanah rusak, tandus, lantaran penggunaan pupuk kimia yang jor-joran. Mental petani turut rusak. Hutang negara pun menumpuk. Tentang situasi itu ia kembali mengingatkan, “Pertanian konvensional itu tidak murah. Itu akan bisa berjalan hanya jika pemerintah mensubsidi. Sekarang ini Indonesia benar-benar sudah rusak. Ibaratnya orang, ia adalah orang yang bercuk, cara Banyumase, apa-apa mau. Artinya, dikasih apapun mau, apa saja diemplok. Diwenehi sampah gelem, diwehi balung ya gelem. Sebenarnya kita dibuat segoblog-goblognya supaya gampang dijajah. Artinya dijajah itu, dijajah segala-galanya. Ya sumber alamnya, juga manusianya, digawe kon manut ben bodho,” tegas mbah Gatot geram.
Menghargai Lingkungan
Dalam keyakinan mbah Gatot, bertani organik harus sabar. Kalau sudah terbiasa dengan pertanian konvensional, pasti ndak sabaran. Petani sekarang inginnya ndang panen, ndang payu, ndang oleh duwit, duwite akeh. Pertanian organik ndak bisa begitu soalnya ada jenis padi yang umurnya saja 5 bulan. “Pertanian organik itu menanam padi, bukan menanam uang. Kalau mau tanam uang ya jangan di sawah,” kelakarnya.
“Tuhan menciptakan bumi dan isinya ini pada mulanya serba baik adanya. Menjadi tidak baik karena ulah manusianya yang serakah. Misalnya, benih yang ada di suatu tempat itu sebenarnya sudah sesuai dengan kondisi sekitarnya, baik dari sisi lingkungan, air, tanah, dan hama penyakitnya sudah seimbang semua, walaupun hasilnya tidak bisa banyak. Hasil banyak kan keinginan orang serakah,” mbah Gatot mencoba menjelaskan sisi religius dari usahanya bertani secara alami.
“Orang serakah itu, demi mendapat sesuatu, temannya saja dipithes. Padahal,
Tuhan kan dasarnya cinta kasih, saling mengasihi. Semua agama mengajarkan agar
manusia saling mengasihi sesamanya. Bagi saya, sesama tidak hanya sesama
manusia saja, tapi juga sesama penghuni alam semesta ini. Termasuk hewan,
tanaman, tanah, udara, dan air. Jangan dicemari, karena akan mencemari diri
sendiri,” imbuh mbah Gatot.
Maka bagi mbah Gatot, inti ajaran pertanian organik adalah menghargai lingkungan. Karena lingkungan itulah yang akan menentukan hidup dan sejarah manusia. Secara prinsipil pertanian alami tidak boleh membunuh. Itulah sebabnya mengapa pola pikir organik mengharamkan penggunaan pupuk kimia dan benih transgenik. Dengan pupuk kimia, mikro organisme penyubur tanah jadi mati. Demikian pula benih yang tidak alami—yang diproses dengan teknologi atom, teknologi nuklir, bahkan dimasuki gen-gen yang belum bisa dipertanggungjawabkan bagi kesehatan manusia—jelas-jelas bertentangan dengan prinsip pertanian alami. Kedua tindakan itu tergolong sebagai tindakan yang membunuh sesama (makhluk hidup) secara pelan-pelan,” tegas mbah Gatot.
Maka bagi mbah Gatot, inti ajaran pertanian organik adalah menghargai lingkungan. Karena lingkungan itulah yang akan menentukan hidup dan sejarah manusia. Secara prinsipil pertanian alami tidak boleh membunuh. Itulah sebabnya mengapa pola pikir organik mengharamkan penggunaan pupuk kimia dan benih transgenik. Dengan pupuk kimia, mikro organisme penyubur tanah jadi mati. Demikian pula benih yang tidak alami—yang diproses dengan teknologi atom, teknologi nuklir, bahkan dimasuki gen-gen yang belum bisa dipertanggungjawabkan bagi kesehatan manusia—jelas-jelas bertentangan dengan prinsip pertanian alami. Kedua tindakan itu tergolong sebagai tindakan yang membunuh sesama (makhluk hidup) secara pelan-pelan,” tegas mbah Gatot.
Dalam konteks pertanian, gugatan mbah Gatot lagi-lagi tertuju pada dampak
asupan kimia. Dengan logika sederhana, ia pun membeberkan dampak asupan kimia
pada terjadinya banjir dan pemanasan global. Menurutnya, bahan-bahan kimia
tidak seluruhnya bisa diurai. Selalu ada sisa. Karena sisa itu adalah sisa
bahan kimia maka ia mengandung racun. Jika tanah terus menerus diisi zat
racun—padahal di dalam tanah ada kehidupan yang tidak kelihatan, mikro
ogranisme, biota tanah—maka lama kelamaan mereka pasti mati. Akibatnya tanah
memadat, rapat dan tidak punya pori-pori. Saat hujan, air tidak mudah meresap
ke tanah, dan melimpah jadi banjir. Sementara, saat panas, suhu tidak terserap
oleh tanah yang memadat, tak berpori-pori, dan berakibat pada terjadinya
pemanasan global.
Menegaskan lagi soal pertanian alami dan kecukupan pangan, mbah Gatot
berkeyakinan: “Jika memang mengaku sebagai umat beragama, mestinya kita tidak
perlu resah dengan masalah kecukupan pangan. “Kalau kita percaya, Sang Maha
Pencipta sudah menyediakan, dan tentunya sudah sesuai dengan yang dibutuhkan.
Tinggal manusianya mau berusaha atau tidak, dan usaha itu sesuai dengan
kehendakNya atau tidak,” begitu mbah Gatot paparkan keyakinannya. (gsp)
Untuk mendapatkan angka togel memang segala cara ditempuh..
BalasHapusbahkan dengan cara yang kadang tidak masuk akal…. Anda tidak perlu jalan jauh ke tempat dukun
dengan membawa kembang setaman/bunga rampai atau membawa minyak untuk kepentingan ritual.
serta amplop.mana tempatnya jauh..mobil tidak bisa masuk..naik ojek..trus jalan kaki…
mana pulang2….Ban Mobil gembos…angka yang dibeli tdk keluar malah yang flat mobilnya sendiri
..he..he..(Biaya bensin..rokok dan segala macam keluarkan banyak biaya)….
Jika liat wed hanya cukup duduk manis depan komputer.. maka bisa sampai dirumah saya
Hal ini dirasa cukup efektif…
namun tidak efisien sebab jika tidak setiap hari anda bisa online(terlalu sibuk)…
belum lagi jika jaringan sedang error..
dan tentu saja jika online akan memerlukan waktu dan juga biaya …
jika setiap anda harus online minimal 2 jam dengan sewa internet dengan harga sewa Rp.3.000/jam…
maka dalam 1 bulan akan menghabiskan biaya sekitar 3.000 x 30 x 2 jam = Rp 180.000….
rata2 setiap orang bahkan lebih…
Sebelum Anda memutuskan untuk bergabung..perlu dipahami bahwa ini bukan angka main2nan
tp melalui Ritual khusus dari MBAH BAYU REKSO yang telah di akui banyak orang
Dan sangat Bermanfaat…..Bandingkan dengan blog yang lainnya.
Saya tidak menjanjikan yang manis2… apa lagi sesuatu yang pasti mendahului yang kuasa,,,,
http://ramalantotosgphk.blogspot.com
>>KLIK ANGKA KEMENANGAN 4D DI SINI<<
dan tingkat inilah yang perlu anda analisa…
Registrasi yang sebesar Rp:200.000 memang mungkin besar…
Tapi jika dibandingkan dengan kekalahan yang biasa beli 50.000-300.000 tiap putaran???
Tidak ada 1 /100 nya dari kekalahan Anda…
Menjadi Member yang berlaku 1 bulan tujuannya tetap bisa saya berikan sampai anda mampuni dan berhasil….
untuk menjadi member KI BAYU REKSO cukup hanya pendaftaran Rp 200,000 tiga ratus ribu saja
Jika Sudah transfer/Sudah selesai Konfirmasi ke sy (konfirmasi ke CONTACT : 085322013277 ) .
Bahwa Bapak/ibu sudah kirim…dlm wkt kurang dari 15 menit saya akan tahu
kalau pendaftaran anda sudah masuk atau belum…Jika masuk.. Maka No Hp Bapak akan sy simpang..
dan mulai hari itu juga anda akan menjadi member MBAH dalam jangka waktu yang akan MBAH tentukan
dan akan dapat angka Ritual dari MBAH,
kemudian anda bisa pilih angka yang akan anda minta
misalnya 2D 3D 4D
Untuk RituaL yang MBAH lakukan ada beberapa unsur,,,,,,,,,???????????
inilah pegakuan tulus saya sala satu di antara member KI BAYU REKSO yang sudah berhasil/sukses
terima kasih roomnya salam jp,,,,
http://ramalantotosgphk.blogspot.com
>>KLIK ANGKA KEMENANGAN 4D DI SINI<<
Saya berterima kasih kepada ki mursang atas bantuannya
BalasHapusSekian lama saya bermain togel baru kali ini saya
benar-benar merasakan yang namanya kemenangan 4D 2328
dan alhamdulillah saya dpat Rp 150 juta dan semuaini
berkat bantuan angka dari AKI [MURSANG]
karena cuma Beliaulah ang memberikan angka
rituwal yg di jamin 100% tembus awal saya
bergabung hanya memasang 100 ribu karna
saya ngak terlalu percaya ternyatah benar-benar
tembus dan kini saya ngak ragu-ragu lagi untuk memasang
angkanya,,,,buat anda yg butuh angka yang dijamin tembus
hubungi AKI [MURSANG] DI, 082 395 484 323,
insya allah beliu akan menbatu kesusahan.
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
BalasHapusTerimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
al fatikhah buat mbah gatot
BalasHapusdoa kami kirim dari sini.