KUPP Rahayu membangun masyarakat Dusun Praon

Oleh Mas Gatot Thiwulz

Sejak tahun 2000, CINDELARAS PARITRANA mencari sebuah bentuk lembaga keuangan yang cocok untuk masyarakat dampingannya yang kebanyakan penduduk pedesaan dan berpenghidupan sebagai petani dan pedagang kecil. Di masyarakat sendiri telah berkembang berbagai jenis kumpulan atau “lembaga keuangan”. Ada arisan RT, simpan pinjam RT, Simpan pinjam kelompok kandang, simpan pinjam kelompok tani, arisan ibu-ibu PKK, simpan pinjam kelompok doa, bahkan di beberapa komunitas, kelompok remaja pun sudah terjangkit “permainan uang” dengan label arisan atau simpan pinjam. Setiap orang menjadi pemain di berbagai kelompok yang diikutinya. Di sinilah masyarakat terjebak, karena merasa memiliki banyak alat untuk memenuhi kebutuhan lalu terjerumus ke pola “gali lubang tutup lubang” yang justru merugikan.

Kesempatan pertama untuk penyadaran masyarakat diperoleh ketika Dusun Praon, sebuah dusun di Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY melakukan kegiatan pelestarian lingkungan bersama CINDELARAS PARITRANA dan UNDP pada tahun 2001. Program bertajuk: “Reklamasi Lahan untuk Peningkatan Air dan Konservasi  Keanekaragaman Hayati sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” didanai UNDP sebesar Rp 205,465,500. Kegiatan yang dipilih mengutamakan keswadayaan, sehingga memungkinkan upaya-upaya saving dana. Setiap proyek selalu mengedepankan gotong royong. Ketika mengerjakan bendungan secara gotong royong, “cash for work” (opportunity cost yang dibayar oleh proyek kepada rakyat) dikumpulkan bersama atau istilahnya “digotong-royongkan”, hingga terkumpul sebagai tabungan bersama. Juga bibit dikumpulkan para petani dan tanaman dalam rangka proyek, dihargai dengan “uang”, yang hasilnya dikelola bersama sebagai tabungan masyarakat. Alhasil, pada akhir program, yakni 15 Agustus 2002, warga Praon memiliki tabungan bersama dari hasil kerja dan jual bibit sebesar Rp 111,811,100 (seratus sebelas juta delapan ratus sebelas ribu seratus rupiah). Selanjutnya dana tersebut dirancang sebagai dana abadi milik bersama.Pada awal menerima uang tersebut banyak keinginan masyarakat untuk melanjutkan pembangunan sarana prasarana yang lain dengan memanfaatkan bunga yang berasal dari bank. Dengan pengalaman tersebut sedikit demi sedikit uang itu semakin berkurang hanya tinggal sekitar Rp. 70,000,000,sehingga memunculkan ide gagasan untuk meminjamkan uang kepada masyarakat namun hasilnya tetap diberikan kembali pada masyarakat untuk membangun dusun. Semula hanya sebagian kecil saja yang dipinjamkan karena belum ada kelompok yang membidangi usaha bersama tersebut.

 Tanggal 15 Agustus 2002, warga Dusun Praon sepakat membentuk Kelompok Usaha Pedusunan Praon (KUPP). Modalnya adalah tabungan bersama tersebut. Usahanya berbentuk koperasi simpan pinjam dan keuntungannya dikembalikan kepada masyarakat untuk kesejahteraan bersama. Semua Kepala Keluarga (KK) berhak menjadi anggota. Untuk menunjang kegiatan produktif, KUPP menciptakan produk-produk kredit ternak. Ada ternak sapi dan ternak kambing. Sedangkan, kredit konsumtif disediakan secara terbatas berupa kredit uang. Pendapatan yang diperoleh dari penetapan suku bunga sebesar satu persen per bulan atau 12 persen per tahun, setiap tahun dirundingkan bersama dalam acara “Rembug Dusun”, semacam participative budgeting dari seluruh elemen dusun. Biasanya acara diselenggarakan menjelang peringatan hari kemerdekaan RI. 

Dengan adanya KUPP “Rahayu” Dusun Praon bisa menunjukkan kemandirian dan keberdaulatannya. Setiap tahun mereka menganggarkan 25 % pendapatan (SHU) KUPP untuk pembangunan fisik dusun. Rembug dusun 2011 yang berlangsung malam 17 Agustus 2011 menyepakati bahwa 25 % keuntungan (SHU) KUPP dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan jembatan yang menghubungkan Praon dengan sub-Dusun Baras. Sejak adanya KUPP, mereka sudah memiliki balai dusun sendiri dan setiap tahun  dipercantik dengan dana yang diperoleh dari keuntungan alokasi dana KUPP. Saat ini, balai Dusun Praon sudah dipugar atapnya, lantainya keramik, dan sudah ada toilet dan kamar mandinya. Dengan begitu masyarakat Praon terbebas dari iuran untuk pembangunan fisik. Alokasi lainnya dibagi untuk pos-pos lain, seperti: operasional kegiatan, jasa pengurus, dan pemupukan modal. Setiap tahun pos distribusi dana bisa berkembang menurut kesepakatan warga. Lembaga semacam semi-Credit Union  (KUPP Rahayu) ini dalam prakteknya sungguh-sungguh bisa membangun Dusun Praon menjadi lebih baik dan bisa dirasakan warga sekitar.

Kelompok yang dikelola oleh masyarakat dan sangat bermanfaat juga untuk untuk pembangunan Dusun Praon. Warga  Dusun Praon yang semula belum memiliki kepercayaan untuk menabung dan meminjam lambat laun semakin percaya akan kelanjutan dari KUPP Rahayu yangsemakin berkembang. Uang yang berasal dari hasil kerja di bidang pertanian maupun bidang lain yang biasanya ditabung di bank lambat laun sudah dipindahkan ke KUPP. Selain memiliki bunga yang lebih menguntungkan dan tidak dikenakn biaya administrasi, mereka merasa turut serta membangun masyarakat. Sangat terlihat pada tahun 2011 KUPP Rahayu hanya menerima tabungan masyarakat sebesar sekitar Rp. 25.058.100,00  menjadi Rp. 48.715.200,00 pada tahun 2012. Dan hampir semua kelompok yang ada di masyarakat juga menabungkan sebagian besar uang kas yang tidak digunakan. 

Dengan dikelola yang masih menggunakan cara kerja secara ”keroyokan” yang melibatkan banyak orang yang menangani, sangat memperlihatkan rasa kegotongroyongan dan persaudaraan dalam suasana pedesaan. Kerjasama yang saling mendukung dan memberi semangat satu sama lain dalam menjalankan tugas. Sehingga menjadi pengurus adalah suatu langkah untuk ikut berperan serta dalam memajukan dan membangun dusun. Karena menjadi pengurus harus dengan sukarela dan tanpa mengharap jasa yang layak.

Pendapat dari warga masyarakat dengan pengalaman yang telah terjadi, mereka berpendapat bahwa semakin sering meminjam di KUPP semakin mereka bersiap membangun Dusun di tahun berikutnya. Karena semakin sering meminjam akan memberi bunga pinjaman yang pada akhirnya akan menjadi sebagian besar untuk pembangunan. Dari hasil yang mereka rasakan yang dulu sangat dipinggirkan oleh masyarakat dusun lain, sekarang sudah tidak  dipandang sebelah mata lagi.

Dengan melihat cara kerja dan manfaat dari KUPP Rahayu telah menjadi salah satu tempat study banding dan tempat belajar dari CU Pawartaku dari Blitar. Melihat hasil yang dicapai mereka berkeinginan meniru apa yang telah diperbuat masyarakat Praon.