Kiriman Kang Topo, Jawa Timur
Keluhan yang
sering terdengar dari teman-teman petani adalah produktivitas panen turun karena
biaya yang dikeluarkan semakin banyak, sedang penghasilan menurun. Kenaikan
biaya umumnya terkait penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia yang semakin mahal
harganya. Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia pada mulanya memang meningkatkan
hasil panen petani. Lalu para petani menjadi terbiasa serba mudah menyiasati
kondisi alam dengan bantuan zat-zat kimia. Bahkan menjadi tergantung pada pupuk
dan pestisida kimia.
Yang kurang
disadari adalah bahwa penggunaan zat kimia ibarat candu bagi kondisi tanah. Tanah
makin ketagihan, semakin lama membutuhkan zat kimia semakin banyak. Jika
mulanya pemberian dosis 1x bisa mendapatkan
hasil panen 2x, setelah beberapa tahun berlalu tanah memerlukan asupan dosis 2x
untuk mendapatkan hasil panen 2x. Zat kimia merusak struktur tanah. Tanah
menjadi sakit. Sebab dengan penggunaan zat kimia mikroorganisme yang hidup dalam
tanah dan sebenarnya membantu mempertahankan keseimbangan struktur tanah secara
alami, menjadi mati atau sangat banyak berkurang.
Karena itu
teman-teman petani perlu kembali kepada cara bertani aseli. Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dikurangi
berangsur-angsur dengan bijaksana. Malah ada yang bersikap tegas. Tanah
dibalik, dan cara konvensional yang menggunakan bahan kimia sama sekali ditinggalkan.
Ada yang banting stir menerapkan kembali pola bercocok tanam nenek moyang kita
dahulu, dengan cara alami, yang sekarang diberi nama gagah metode organik untuk
meningkatkan produktivitas pertanian. Disebut organik karena untuk pupuk dan
pembasmi hama terutama menggunakan bahan-bahan yang bersifat organik, atau
hayati, yaitu berasal dari mahluk hidup. Bukan dari zat kimia yang anorganik,
atau asalnya bukan dari mahluk hidup.
Yang perlu
disadari jika hendak menjalankan cara pertanian organik adalah bahwa untuk beberapa periode panen, karena
merupakan fase pemulihan kesuburan tanah, maka teman-teman petani harus siap. Biasanya
poduksi panen akan turun. Namun selanjutnya, setelah tanah pulih kembali
kesehatannya, produksi panen berangsur-angsur meningkat hingga akhirnya lebih
tinggi dari hasil metode pertanian konvensional.
Memang ada
omongan bertebaran, isyu saja, bahwa pertanian organik sangat mahal. Tetapi
perkembangan para petani organik sudah membuktikan, bahwa apabila menerapkan
teknik budidaya organik secara tepat maka biaya dapat ditekan 60%, bahkan lebih
saprodi (hehehe…maksudknya di sini sangat produktif) sebab hasil meningkat,
baik dalam hal mutu maupun jumlah hasilnya (padi). Beberapa fakta lapangan yang
diharapkan disadari masyarakat petani adalah :
- Hasil akhir panen padi-sawah dapat mencapai atau di atas 4 ton/hektar dan telah terjadi penghematan biaya
- Trampil dan mampu melaksanakan sendiri pembuatan pupuk kompos dan mikroba dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar
- Mengembangkan ramuan pengendali hayati, tanaman pengusir, border, penjebak serangga yang bahannya juga berasal dari lingkungan sekitar saja
- Bisa semai benih sendiri dan menguasai teknik penyimpanan benih, sehingga perlu beli benih berkali-kali. Cukup sekali saja untuk selanjutnya
- Metoda panen lebih bijak, sehingga kerugian akibat kehilangan bulir dapat dikurangi, dan pengetahuan ekologi (misalnya tentang ekologi tanah) dapat ditularkan berkelanjutan sampai generasi-generasi mendatang sebagai kearifan local.
- Sebaiknya membangun jejaring di antara sesama petani organik, untuk saling bertemu, menjadi saudara dan berbagi pengetahuan bersama
- Bisa menjadi bank benih padi dan benih holtikultura
- Dapat bersama-sama mengembangkan manajemen budidaya berkelanjutan dan konsep ekologi
- Menjadi peneliti di lahan sendiri
- Dapat mengembangkan kepribadian social, dan tidak berubah menjadi sosok petani berorientasi uang/kapital
- Dapat diajak bersama-sama ikut berperan serta dalam membangun daerah/desa sendiri dalam suatu kesetiakawanan/solidaritas.
Di bawah ini adalah gambaran Studi Analisis Biaya/Pendapatan
Budidaya padi organik di suatu daerah oleh suatu kelompok:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar